Rabu, 17 Oktober 2012
Rabu, 03 Oktober 2012
Puisi Buruk
12:23:00 PM
nasruddin
No comments
Catatan Sang Pendosa
Dalam renungan
penuh dosa
yang telah mampu
mendamaikan pikiran
aku menulis apa
yang melintas dalam benak
mungkin tiada
coretan yang seburuk ini
namun ternyata coretan
penguasa
yang mengkarat
dalam dinding penalaran
lebih memerahkan mata
dari bawang merah
irisan perawan
Sejalan dengan perlintasan angin dini
kutemukan sekat-sekat dalam ruang-ruang hampa
disana ada sang penyesal dosa
syukur tuhan, ternyata Engkau masih berikan
sesal
dalam jiwa pembangkang ini
bangsa ini sudah tiada rasa menyesal
telah menyiakan gunungan emas, barelan minyak
tumpukan rempah, bahkan anak-anak yang
tersenyum manis
Berjalan dalam pekat langit muram
karena melihat dia yang tersolek lemas
setelah belaian dosa menggeliati tubuhnya
mengejutkanku catatan hak-hak saudaraku yang telah kurampas
mereka memaksaku membayarnya
rasa gelisah menyelimuti alam keputusasaan
Sejarah adalah rampasanmu
yang kau simpan dalam gudang
dengan kunci sebuah penindasan
agar tahta tak menjadi kursi goyang
saat rakyatmu meradang dalam kelaparan akan kebenaran
Seraya meliarkan nalar
jumpa dengan bayang-bayang masa kecil
yang begitu suci tanpa dosa
secerca cahaya harap bersinar
memohon adanya kelahiran kembali jiwa
mungkin sang ibu memilih membunuh oroknya
jika matanya mampu menerawang masa depan
atau bahkan sang orok menolak untuk
dilahirkan
mungkin mereka tak sudi merebut kemerdekaan
jika kemerdekaan hanya memerdekaan kehancuran
walau lebih halus belainya
kehancuran tetaplah kehancuran
Posted in: tulisan