iklan

iklan murah

Rabu, 17 Oktober 2012


Rabu, 03 Oktober 2012

Puisi Buruk


Catatan Sang Pendosa
Dalam renungan penuh dosa
yang telah mampu mendamaikan pikiran
aku menulis apa yang melintas dalam benak
mungkin tiada coretan yang seburuk ini
namun ternyata coretan penguasa
yang mengkarat dalam dinding penalaran
lebih memerahkan mata
dari bawang merah irisan perawan
Sejalan dengan perlintasan angin dini
kutemukan sekat-sekat dalam ruang-ruang hampa
disana ada sang penyesal dosa
syukur tuhan, ternyata Engkau masih berikan sesal
dalam jiwa pembangkang ini
bangsa ini sudah tiada rasa menyesal
telah menyiakan gunungan emas, barelan minyak
tumpukan rempah, bahkan anak-anak yang tersenyum manis
Berjalan dalam pekat langit muram
karena melihat dia yang tersolek lemas
setelah belaian dosa menggeliati tubuhnya
mengejutkanku catatan hak-hak saudaraku yang telah kurampas
mereka memaksaku membayarnya
rasa gelisah menyelimuti alam keputusasaan
Sejarah adalah rampasanmu
yang kau simpan dalam gudang
dengan kunci sebuah penindasan
agar tahta tak menjadi kursi goyang
saat rakyatmu meradang dalam kelaparan akan kebenaran
Seraya meliarkan nalar
jumpa dengan bayang-bayang masa kecil
yang begitu suci tanpa dosa
secerca cahaya harap bersinar
memohon adanya kelahiran kembali jiwa
mungkin sang ibu memilih membunuh oroknya
jika matanya mampu menerawang masa depan
atau bahkan sang orok menolak untuk dilahirkan
mungkin mereka tak sudi merebut kemerdekaan
jika kemerdekaan hanya memerdekaan kehancuran
walau lebih halus belainya
kehancuran tetaplah kehancuran

KREATIFITAS MAHASISWA DI TENGAH INDUSTRIALISASI PENDIDIKAN

Jika ingin hancurkan sebuah bangsa,
maka jauhkan pemudanya dari membaca...
peradaban bangsa hanya lahir dari pendidikan
Pendidikan adalah sebuah usaha untuk memanusiakan manusia seutuhnya, menumbuhkan kesadaran bahwa dirinya adalah individu yang bertuhan, bersosial dan mempunyai peran dan fungsi serta tanggung jawab yang berbeda-beda di lingkungan hidupnya. Memunculkan dan mengembangkan bakat-bakat yang masih terpendam dalam setiap pribadi, karena setiap pribadi itu berbeda, tak satupun Allah ciptakan mahlukNya sama.
Namun dalam realitasnya, pendidikan justru sudah berpaling dari orientasi awal. Adanya penyeragaman kompetensi peserta didik, layaknya ikan yang masuk ke pabrik sarden yang tanpa berdaya,  jadilah dia kalengan sarden, yang semuanya sama kualitasnya. Begitulah kiranya mahasiswa masuk ke pabrik sarjana (perguruan tinggi) untuk dijadikan kalengan sarjana yang seragam dan sama kualitasnya. Dampak dari industrialisasi pendidikan itu adalah matinya potensi peserta didik sebagai manusia yang pasti punya kelebihan dibalik kekurangan dibarengi dengan gagalnya lembaga pendidikan membangun generasi bermoral, ditandai degradasi moralitas bangsa pada saat ini. Sehingga kemajuan bangsa dan negara ini masih jadi mimpi disiang bolong.
Predikat berprestasi diberikan bagi mereka yang patuh pada sistem pabrikan ini , bukan kepada yang kreatif dan bermoral serta mempunyai kesadaran tinggi dan kritis, telah menjadi momok yang sangat menakutkan untuk tidak tunduk padanya, atau bahkan menggiurkan dengan gambaran tawaran masa depan yang semuanya halusinasi. Mahasiswa yang dalam hal ini adalah sebagai korban dari berjalannya sistem tersebut, harus mempunyai jalan keluar. Memang benar melawan sistem itu berat dan butuh waktu lama, bahkan mungkin akan hidup tidak wajar karena keluar dari kebiasaan umum, dan benar pula bahwa tidak semua dampak yang dihasilkan sistem tersebut itu buruk, namun banyaknya lubang yang harus ditutupi untuk menambal kelemahan sistem tersebut adalah keharusan.
Aktifis pemerhati tani mengadvokasi dengan mengorganisir para petani dan terbentuklah persatuan tani yang memproteksi dirinya dari kegagalan panen ataupun tengkulak saat pemasaran. Namun apakah sama cara mengadvokasi mahasiswa yang duduk diperkuliahan dengan petani, agar mahasiswa mampu memproteksi dari bahaya pembunuhan karakter atas sistem yang berlaku di perguruan tinggi, tentu sangat berbeda. Mahasiswa adalah kaum ilmiah, penegak pengetahuan, maka yang dibutuhkan hanyalah ruang, forum, komunitas ataupun organisasi untuk aktualisasi diri, saling menambah pengetahuan, mengasah potensi, meningkatkan kompetensi, menambal kekurangan-kekurangan yang ada dalam ruang perkuliahan dan sebagainya. Sehingga proses yang akan berjalan adalah mahasiswa bersama mahasiswa mempunyai kesadaran untuk memproteksi ancaman pembunuhan karakter dengan bergerak bersama. Terciptanya suasana kampus yang kritis-dialektis dan terakomodirnya kreatifitas dan aspirasi mahasiswa akan sangat membantu mahasiswa lulus diwaktu yang tepat karena matang dalam belajar di berbagai bidang, bukan sekedar tepat waktu dengan menyelesaikan kewajiban, yang padahal jika kewajiban itu dijalankan saja, dampak yang akan dihasilkan masih halusinasi. Menyiapkan diri sendiri dengan seluruh pengetahuan, kreatifitas dan keahlian adalah keharusan dalam era globalisasi ini, maka paculah diri kita dengan berdialektika dalam ruang-ruang diskusi mahasiswa.
 Salam Anti Industrialisasi Pendidikan...!!!


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Dcreators