Berbincang tentang Indonesia, tentu tidak
terlepas dari kekayaan alam yang dimilikinya dari sabang sampai merauke. Tidak
hanya kaya akan alam, tetapi juga kaya akan adat-istiadat, ras, agama, dan
kebudayaan. Selain itu, Indonesia juga kaya akan jumlah penduduk yaitu 234,2
juta jiwa dan menjadikan Indonesia sebagai Negara keempat yang padat
penduduknya.
Kini kekayaan Indonesia
semakin bertambah seperti kekayaan akan bencana, kekayaan akan masyarakat
miskin, kekayaan akan masalah, hingga kekayaan akan koruptor. Ketika ditanya
mengapa kekayaan-kekayaan yang tidak diinginkan justru yang terjadi. Maka
mahasiswa dengan cerdas menjawab dan mengkritik betapa buruknya pemimpin bangsa
ini sehingga kekayaan-kekayaan yang tidak diinginkan semakin melimpah.
Ketika kita mengkritik
betapa buruknya pemimpin bangsa ini, lalu kita ditanya apa yang sudah kita
berikan dan lakukan untuk bangsa ini. Negara kita sudah memiliki banyak
kritikus dan yang rajin muncul di layar kaca dan di back stage. Jadi
yang dibutuhkan bukan memperbanyak kritikus, tetapi yang dibutuhkan adalah
pemimpin. Suatu saat kita akan menggantikan posisi para pemimpin bangsa ini.
Sudahkah kita mempersiapkan diri? Atau jangan-jangan kita hanya bertukar
posisi, dari pengkritik menjadi yang dikritik karena tidak ada perubahan?
Kita selain sebagai mahasiswa,
juga sebagai generasi muda yang menjadi harapan bangsa. Kita akan menerima
tongkat estafet perjuangan yang akan diberikan oleh para pemimpin terdahulu
bangsa ini. Untuk itu, sejak dini kita harus menumbuhkan dan mengambangkan
karakter kepemimpinan kita sebagai bekal membangun bangsa Indonesia menjadi
lebih baik lagi.
Generasi Harapan
Bangsa
Tidak salah jika
disebut bahwa generasi muda adalah generasi harapan bangsa. Pergerakan
yang terjadi dalam sejarah Indonesia menunjukkan bahwa para pemuda yang menjadi
tumpuan dan harapan bangsa. Banyak perubahan penting yang terjadi di Indonesia
bahkan di dunia dipicu oleh kiprah para pemuda. Kelahiran Budi Utomo (1908), Sumpah Pemuda (1928),
Revolusi Kemerdekaan (1945) serta Gerakan Reformasi (1998) merupakan sebuah
bukti sejarah akan peran pemuda dalam menentukan arah kehidupan kita berbangsa
dan bemegara.
Di negara manapun,
sosok para pemuda selalu menjadi perhatian yang khusus oleh banyak kalangan.
Sebab di tubuh para pemuda inilah segenap tumpuan masa depan bangsa
dipertaruhkan. Orang bijak sering mengatakan, masa depan bangsa yang baik
adalah masa depan yang memiliki kaum muda yang unggul, dan kompetitif.
Maka
di tengah krisis kebangsaan yang kita hadapi saat ini, kerinduan tampilnya
kepemimpinan kaum muda menjadi harapan banyak kalangan. Apalagi banyak catatan
sejarah yang telah menunjukkan keberhasilan kepemimpinan kaum muda tersebut.
Saat sekarang saja misalnya, munculnya sosok Mahmoud Ahmadinejad sebagai
presiden Iran, Hugo Cavez sebagai presiden Venezuela, Evo Morales sebagai
Presiden Bolivia. Apalagi ketika para pemimpin tersebut mampu membawa institusi
negara atau kekuasan yang dimiliki sebagai sarana mewujudkan kedaulatan bangsa
dan kesejahteraan sosial.
Terkait
dengan hal ini, kita sebagai generasi muda Indonesia yang merupakan pilar
bangsa, dalam mengembangkan dan meningkatkan peran serta tanggung jawab sebagai
kader bangsa dalam mewujudkan negara sejahtera (walfare state).
Kepemimpinan kaum muda merupakan jawaban yang harus didorong mulai saat ini.
Konsep, paradigma, strategi, serta karakter kepemimpinan kaum muda harus
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam melakukan formulasi tersebut.
Walaupun di Indonesia ini banyak pemuda namun jika tidak
mempunyai daya saing yang tinggi serta berkarakter pemimpin maka tidak akan
dapat dibanggakan sebagai pencetus perubahan bangsa. Oleh sebab itu, dibutuhkan
pemuda yang memiliki karakter-karakter positif yang mampu membawa perubahan di
bidangnya masing-masing. Bukan hanya daya saing tinggi dan karakter pemimpin
yang ada pada diri pemuda, tetapi nilai serta manfaat bagi masyarakat juga
dibutuhkan karena dengan memiliki jiwa yang peduli pada masyarakat maka pemuda
tidak hanya sekedar mengejar kesuksesan diri sendiri semata tetapi juga
memikirkan sesama.
0 komentar:
Posting Komentar