Melihat Indonesia
tahun ini, bisa menjadikan optimisme juga sebaliknya, tergantung bagaimana mata
melirik fenomena. Untuk memastikan apakah kesejahteraan itu akan tercipta atau
tidak di Indonesia, haruslah menilik peluang yang mampu ciptakan kesejahteraan di
negeri ini baik dari sisi sosial, politik atau ekonomi, dan ancaman yang harus
dihadapi seperti budaya korupsi.
Ekonomi, ancaman
krisis global akibat krisis ekonomi Amerika dan Eropa, tidaklah menjadi momok
bagi bangsa Indonesia, terbukti pada tahun 2011 dimana krisis ekonomi mulai
menjangkit di benua adidaya, Indonesia masih mampu bertahan. Artinya
perekonomian Indonesia sudah tergolong baik. Setidaknya pada tahun ini, wacana
krisis ekonomi global mencuat, bangsa ini telah siap menghadapinya. Menurut Anindya
Bakrie “apapun yang terjadi dengan perekonomian antar negara,
jangan pernah menggantungkan nasib pada pemerintah”. Bangsa Indonesia
harus berani mengambil solusi tanpa menunggu pemerintah. Maka ancaman krisis
global akan berlalu di telinga kita.
Perpolitikan, masih
menyisakan kebusukan-kebusukan aktor politik di dalam negeri. Beberapa kasus
yang tak kunjung usai dengan pengalihan isunya, hingga terdengar kabar kabur
calon pemimpin baru Indonesia. Hiruk pikuk media mewarnai pertarungan disenayan
dan pasukan otonom di berbagai daerah. Situasi seperti inilah yang melahirkan
kesadaran bersama rakyat Indonesia akan negara-bangsanya, akibat kejenuhan, dan
pada gilirannya akan menjadikan rakyat bergerak untuk menyorong perubahan itu
sendiri.
Ramalan, tentang
pemimpin Indonesia, seperti Ronggowarsito, banyak yang menafsirkan bahwa SBY
adalah pemimpin pembuka gerbang zaman keemasan IndonesiaSatrio Boyong
Pambukaning Gapuro, sebelum munculnya pemimpin yang menurut ramalan
tersebut adalah Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu (pemimpin
yang akan membawa pada zaman keemasan sejati). Terlepas dari benar
dan tidaknya prediksi ini, setidaknya bisa menjadi spirit bangsa untuk kembali
berbahu menyongsong masa kejayaan Indonesia yang telah lama ditelan dalam-dalam
akibat berbagai hal yang terjadi di negara ini.
Kesadaran masyarakat,
mencuatnya wacana perbaikan sosial budaya Indonesia dalam rangka mempertegas
identitas bangsa pada tahun-tahun sebelumnya juga menjadi modal untuk
menyongsong kesejahteraan Indonesia. Mencintai produk dalam negeri kembali
digalakkan oleh berbagai oknum dan mendapat tanggapan yang cukup memuaskan,
batik-batik lokal yang mendapat perhatian lebih dan lain sebagainya, akan
mempercepat kesejahteraan yang diimpikan. Berbagai konflik sosial ataupun sara
yang terjadi belakangan, haruslah di akhiri karena kita telah mengetahui hal
tersebut tidaklah menjadi solusi, justru menjadi bumerang bagi bangsa
Indonesia. Kita harus bosan karena budaya kita adalah gotong royong, kesadaran
akan keberagaman yang ada nampak menguat di awal tahun ini, meskipun masih
terjadi konflik, namun skalanya kecil dan itu harus dijaga serta diperkokoh
dengan orientasi bersama, yaitu kerukunan untuk kemajuan Indonesia.
Dari apa yang ada dan berada ataupun diberadakan, Indonesia bukanlah
negara yang hanya bisa memimpikan kesejahteraan, namun Indonesia adalah negara
yang kapanpun bisa sejahtera jika dia mau. Kemauan itu haruslah jadi milik
bersama segenap bangsa, sehingga realisasi kesejahteraan amat mudah bagi
Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar